- Teater Tradisional China.
Salah satu teater tradisional China yang terkenal adalah Opera Peking. Opera Peking menggabungkan musik, tari, nyanyian, pantomim dan akrobat. Tontonan opera ini muncul pada akhir abad ke-18 dan mulai populer di china pada pertengahan abad ke-19. Tata rias dan tata busananya penuh warna dan sangat rumit. Gerakan-gerakan pemainnya cenderung bersifat simbolik dan sugestif.
Lakon Opera Peking biasanya diambil dari sejarah China, legenda, cerita Rakyat, dan cerita-cerita kekinian. Dalam perjalanan sejarahnya, Opera Peking, terus mengalami perubahan hingga pada bentuknya yang sekarang. Opera Peking merupakan perpaduan dari banyak bentuk kesenian di China. Seperti juga teater tradisional di Indonesia, Opera Peking pada awalnya hanya dimainkan oleh pemain laki-laki. Pada tahun 1894 di Shanghai, barulah perempuan diperkenankan main. Selain di China, Opera Peking juga berkembang di negara lain seperti Taiwan.
- Teater Tradisional Jepang.
A) Kabuki
Salah satu bentuk teater tradisional Jepang yang terkenal adalah Kabuki. Seperti juga teater tradisional China, tata rias dan tata busana Kabuki juga sangat rumit. Bentuk tontonannya berupa campuran dari musik, tarian, dan nyanyian.
Kabuki berasal dari tiga suku kata bahasa Jepang, Ka yang artinya menyanyi), bu yang artinya menari, dan ki yang artinya ketrampilan. Sehingga kabuki sering diartikan sebagai seni menyanyi dan menari. Kabuki sebagai teater tradisional telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh masyarakat pendukungnya di Jepang. Dalam sejarahnya, Teater Kabuki tidak banyak mengalami perubahan. Berbeda dengan teater Barat, di mana pelaku dan penonton dibatasi oleh lengkung proskenium, dalam tontonan teater Kabuki pelaku dan penonton tidak diberi jarak. Panggung Kabuki menjorok ke arah penonton.
Kabuki dimulai pada tahun 1603, pada awalnya kabuki dibawakan oleh wanita (onna-kabuki), tetapi karna kabuki semakin terkenal dizaman tersebut, para wanita yang jadi pemain tersebut menjadikannya sebagai pelacuran terselubung,di tahun 1629 semua pemain kabuki diganti semua dengan pria muda (wakashu-kabuki), dan pada tahun1652 diganti lagi pemain muda kabuki di karenakan karena pemainnya masih muda banyak istri istri dari golongan tinggi, suka kepada pemain tersebut dan menjadikan perselingkuhan. dan yang terakhir kabuki di ganti semua dengan pria dewa (yarou-kabuki) pemain kabuki yang memerankan tokoh wanitanya dinamakan (onna gata).
Ciri Kabuki :
- Memakai tatarias/make up..
- Semua pemainnya terdiri dari pria (walaupun ada tokoh wanita, tetapi yang memainkannya adalah pria).
- Banyak disukai oleh kaum golongan bawah, dikarenakan banyak aktrasinya.
B) Noh
Noh adalah seni pementasan seni drama kalisk yang cirinya memakai topen.dan menarinya secara lambat. makanan yang sering disajikan pada saat teater noh ialah makunouchi.
Ciri Noh :
- Harus memakai topeng.
- Pergerakan tariannya sangat pelan.
- Banyak disukai oleh kaum bangsawan.
- Terdiri dari babak-bakak.
- Diiringi oleh pemain musik.
C) Bunraku
Bunraku adalah seni teater/drama boneka yang murapakan salah satu jenis ningyo johruri (sandiwara boneka yang diiringi oleh pemain musik johruri). Bunraku populer sekitar abad XVI. Bunraku merupakan teater boneka di Jepang yang dimainkan dengan iringan yang sifatnya bercerita. Musik yang dimainkan adalah Shamisen, yaitu alat musik dipetik berdawai 3.
Ciri Bunraku :
- Ada boneka.
- Orang yang menggerakkan boneka ada tiga, Omozukai (penggerak boneka utama, yaitu badan, tangan kanan), Hidarizukai (penggerak tangan kiri, hidarizukai mukanya ditutupin), Ashizukai (penggerak kaki, Ashizukai mukanya juga ditutupin, kecuali omozukai.)
- Besar boneka 2/3 dari tubuh manusia normal.
- Cerita yang paling terkenal, chika matsu, monzaemon.
D) Kyogen
Kyogen adalah sebuah tarian klasik Jepang yang sifatnya lelucon. Teater ini dipentaskan dengan aksi dan dialog yang amat gaya, selain itu dahulu teater ini dipentaskan disela-sela pementasan Nok meski sekarang terkadang dipentaskan sendiri. Kyogen tidak menggunakan topeng.
Kyōgen adalah sejenis drama lisan yang berdasarkan tawa dan komedi. Berbeda dengan Noh, dia menggunakan kehidupan sehari-hari dari masyarakat umum di masyarakat feodal atau cerita rakyat sebagai subjek, dan realistis melukiskan semacam “” Angka Everyman. Ini seni yang dinamis khas karakter utama adalah hamba bernama Taro Kaja-membangkitkan humor yang halus dan menghibur.
- Teater Tradisional India
Selaras dengan Aristoteles (384 SM – 322 SM) di zaman Yunani kuno yang menulis “Poetic”, risalah yang mengulas tentang puisi, tragedi, komedi, dll. Di India (1500 SM – 1000 SM), ada tokoh yang setara bernama Bharata Muni, yang menulis “Natya shastra”, yaitu risalah yang ditujukan kepada penulis naskah, sutradara dan aktor. Risalah tersebut melukiskan tentang akting, tari, musik, struktur dramatik, arsitektur, tata rias, tata busana, properti, manajemen produksi, dll.
Teater tradisional India berawal dari bentuk narasi yang diekspresikan dalam nyanyian dan tarian. Pada perkembangannya gerak laku pada teater tradisional India kemudian didominasi oleh nyanyian dan tarian, yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi. Sementera, alur cerita dan struktur lakon mengikuti alur dan struktur dari kisah Mahabharata dan kisah Ramayana, dengan tema cinta dan kepahlawanan.
Makna Simbol dan Peran Teater Dunia Teater berawal dari upacara-upacara keagamaan yang bertujuan untuk kesuburan tanaman dan keselamatan masyarakat dalam perburuan. Pada perkembangannya kemudian berkembang menjadi pertunjukan yang dipertontonkan kepada khalayak umum, ketika adegan perburuan itu diperagakan oleh kelompok masyarakat pendukungnya.
Pada perkembangan berikutnya, teater menjadi sarana pengajaran dan hiburan yang mengusung nilai-nilai moral, ekonomi, sosial, politik, dll. Sama halnya dengan perkembangan pada teater tradisional di Asia dan di Nusantara. Lakon-lakon yang kita saksikan melalui “Oedipus Sang Raja”, “Romeo & Juliet”, “Mahabharata”, Ramayana, “Lutung Kasarung”, “Malin Kundang”, dll. Semua menceritakan nilai baik vs buruk, dimana masyarakat yang menontonnya bisa bercermin dan mengambil hikmah dari kebaikan atau keburukan yang dilakukan oleh manusia.
Mithila – Orissa teater yang berasal dari Odisi India, teater ini juga menandai akan adanya pengaruh tarian di dalam interaksi budaya daerah.
- Teater Tradisional KoreA
a) Talchum
Talchum diartikan secara harfiah adakah tari topeng yang dalam pertunjukan terdapat unsur tari, musik dan juga teater. Sedangkan para pemimpin menggunakan topeng juga memainkan naskah seperti dialog dan juga nyanyian, sehingga para pemain sandiwara dapat merahasiakan identitas mereka.
Pansori merupakan format dalam cerita, terdapat pemain sandiwara sebagai pusat yang menyampaikan dialog serta nyanyian menjadi cerita utuh, dan untuk pemain lain menambahkan seperti penggambaran suasana hati juga irama sesuai cerita serta dengan pukulan drum juga kata- kata yang disebut dengan chuimsae.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar